Emak-Emak Curhat ke Gubernur soal Susahnya Cari Minyak Goreng, Ridwan Kamil: Per Desa Dikirimi 15.000 Liter
KARAWANG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat bersama Pemda Kabupaten Karawang melakukan operasi pasar minyak goreng di Kampung Budaya, Telukjambe Timur, kemarin (15/2). Di hadapan ibu-ibu, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengatakan, ada sekitar 1.500 liter minyak goreng kemasan pada operasi pasar kali ini. Minyak goreng dijual dengan harga Rp14.000 per liter. Setiap orang hanya dibolehkan membeli dua liter minyak goreng. Operasi pasar minyak goreng di Karawang rencananya akan digelar di tiap desa secara bergiliran dengan menyediakan 1.500 liter minyak goreng kemasan setiap harinya. "Hari ini 1.500-an di satu desa di Karawang dan nanti tiap hari kita lakukan sebagai bagian komitmen dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemkab Karawang," kata Ridwan Kamil, kemarin (15/2). Dengan operasi pasar ini, diharapkan harga dan stok minyak goreng di pasaran bisa kembali normal. Mengingat dalam beberapa hari belakangan, Ridwan Kamil menerima banyak curhatan dari ibu-ibu hingga pedagang tentang kelangkaan stok dan kenaikan harga minyak goreng. "Kami dari Pemprov dari Pemkab melakukan banyak operasi pasar di bulan-bulan kemarin. Sempat turun kemudian ada kelangkaan lagi. Tentulah ibu-ibu curhat-curhat lagi," kata pria yang kerap disapa Kang Emil. Di sisi lain, Ridwan Kamil juga berharap pemerintah pusat segera mungkin bisa mengendalikan stok dan harga minyak di pasaran. Pemda Provinsi Jawa Barat juga terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk menstabilkan harga dan stok minyak goreng di pasaran. "Kita juga koordinasikan dua arah, satu ke pemerintah pusat. Hari ini ada kabar 24 juta liter akan didistribusikan ke daerah-daerah. Sambil kita lakukan juga operasi pasar agar harga tetap di angka Rp14.000," kata Ridwan Kamil. Ridwan Kamil pun mengajak kepada seluruh pihak untuk ikut membantu menjaga stabilitas harga minyak goreng. "Ini juga saya instruksikan ke seluruh wilayah agar membantu stabilisasi harga walaupun jangka panjangnya harus kita pikirkan, karena teorinya sawit ini bisa jadi minyak goreng, bisa jadi bahan bakar biodiesel," kata Ridwan Kamil. "Kalau diambil jatah pasar minyak goreng ke biodiesel, itulah yang mungkin jangka panjang kita akan banyak masalah. Jadi harus dicari solusi dari pemerintah pusat agar ketersediaan ini tetap terjaga walaupun ada tren biodiesel untuk konsumsi bahan bakar," imbuhnya. (rie/mhs)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: